Info Terkini

jualan pulsa dimana aja

Saturday, May 2, 2009

Paradigma PNS dan Wirausaha

by jacky10
http://natureeducation.wordpress.com/

==========================================================

Hari ini dirumah terlihat lebih beda dari biasanya, adik ipar saya yang sudah bekerja di perusahaan Swasta Nasional sibuk bergosip dengan kakaknya alias mantan pacar saya. Yang digosipkan tidak lain dan tidak bukan tentang besok ada test CPNS di kantor walikota. Hemmm artinya ikut rebutan mau jadi Pegawai Negeri Sipil ceritanya. Peristiwa dirumah ini mengingatkan saya pada suatu obrolan seorang ibu bersama anaknya, yang mana kurang lebih isi obrolannya lebih enak menjadi PNS saja, mendapat gaji tiap bulannya, mendapat tunjangan ini dan itu, menerima uang pensiun dan lucunya lagi “enak kerjanya santai”.Kata enak kerjanya santai membuat saya berfikir bahwasannya inilah kondisi fisikologis para pencari kerja di Indonesia pada umumnya. Mau enak kerja alias santai dan mendapatkan gaji dan santunan pensiun. Kayaknya yang bisa begini pilihan yang tepat adalah menjadi pegawai (PNS).

Dari kondisi ini dapat saya gambarkan bahwa generasi kita sangat rendah sifat kompetitifnya dibandingkan dengan generasi bangsa bangsa lain, giaman mau mau maju generasi bangsa ini jika cara berfikirnya masih konvensional begini apakah mereka tidak menginginkan menjadi bill gate jilid berikutnya yang duit hasil raksasa usahanya tidak bisa dihitung lagi. Tapi apa mau dikata inilah kondisi yang ada, sejak kecil kita sudah terbiasa di doktrin oleh orang tua untuk sekolah yang tinggi agar bisa menjadi pegawai, enak kerjanya masa depan cerah dapat uang pensiunan. Jarang sekali orang tua yang memberi pandangan dan nasehat seperti ini, “Nak sekolah yang pintar agar kelak mampu menjadi usahawan yang kuat dan dapat memberi pekerjaan pada orang lain!”. Jika disisi didikan orang tua seperti ini kondisi serupa tidak jauh berbeda pola didikan di tingkat sekolah. Guru atau Dosen adalah perantara isi buku dengan para siswa, hanya memberi materi pendidikan sesuai kurikulum yang ada persoalan anak didik mendapat kerja atau menjadi apa yahhh urusan merekalahhh…Nahhh apa ini salah yahhh sebenarnya tidak salah, hanya saja hendaknya diera seperti ini seharusnya para siswa siswi diberi stimulan yang mampu membangkitkan jiwa kewirausahaan atau istilah kerennya enterpreneur ( mohon koreksi jika salah), dorongan untuk menjadi jiwa Enterpreneur ini yang terlupakan oleh orang tua dan para pendidik kita.

Baik orang tua maupun para pendidik tidaklah salah sepenuhnya, akan tetapi pola pendidikan kita yang memang settingnya sudah salah. Coba kita cermati iklan-iklan sekolah kejurusan sangat gencar di TV.Saya bilang ini sangat bagus. Karena sekolah kejuruan setidaknya mampu melahirkan para lulusan yang telah dibekali ilmu atau skill untuk ahli di suatu bidang. Nahh ini salah satu modal menjadi seorang usahawan, tinggal dipoles menjadi jiwa usahawan sejati yang tidak goyah pendiriannya. Lain dulu lain sekarang, dahulu namanya sekolah kejuruan seperti STM menjadi anak tiri, jadi yang favorit adalah sekolah SMA yang lebih mempunyai peluang untuk bersaing masuk perguruan tinggi. Nah sekarang lihatlah berapa lulusan SMA/SMU yang kemudian melanjutkan kuliah setelah lulus kuliah hanya menggantungkan keinginannya untuk menjadi pegawai di perusahaan favorit atau menjadi PNS. Hal Ini tentunya menjadi beban pemerintah yang tidak mampu member penddikan yang baik dan peluang kerja yang luas. Kondisi seperti ini pun diperparah banyaknya PHK di perusahaan besar karena tidak mampu bertahan dalam kondisi krisis ekonomi global, sehingga peluang kerja yang sedikitpun akan menjadi rebutan baik yang baru lulus maupun yang baru terkena PHK. Coba bayangkan formasi CPNS di kota saya 350 orang yang akan diterima sedangkan yang mendaftar CPNS mencapai belasan ribu orang, amazing dan menyedihkan bukan.

Dari kondisi seperti ini apakah kita hanya akan selalu bertaruh memperubutkan untuk menjadi PNS yang diperebutkan belasan ribu orang, atau menjadi pegawai diperusahaan besar yang setiap saat bisa terkena gelombang PHK. Mengapa kita tidak mengubah pola fikir kita menjadi jiwa kewirausahaan yang mampu menciptakan lapangan kerja, setidaknya wirausaha yang kita bangun dapat menghidupi keluarga kita syukur-syukur mampu menciptakan lapangan kerja bagi orang lain. Andai kata 1 orang mampu menciptakan lapangan kerja untuk 5 pencari kerja saja niscaya tidak akan ada lagi pengangguran di negeri kita ini.