siapa sih yang belum pernah melihat anak jalanan? kita bahkan bisa dengan mudah menemuinya ditiap perempatan lampu merah. dan sepertinya sebuah kota besar belum lengkap tanpak kehadiran anak-anak jalanan.
bisa dibilang mereka adalah anak-anak yang terbuang dari persaingan kota besar yang sangat kejam. siapa yang mesti disalahkan atas tindakan mereka turun ke jalan? mencari jawabannya tidak akan semudah membalik tangan.
seperti dikatakan oleh Atwar Bajari dalam blognya bahwa anak jalanan merupakan sebuah subbudaya dari tempat dia berada. Bisa dikatakan bahwa mereka mempuyai kebudayaan tersendiri. cara pandang, bersikap, berpikir, tingkah laku mereka tergolong unik (klo tidak mau dibilang aneh).
anak jalanan sendiri ada banyak macamnya. sepanjang yang aku lihat mereka ada yang bener2 tinggal dijalanan, ada juga yang tinggal dirumah.
bagi yang bener2 tinggal dijalanan, anak tersebut benar-benar hidup di jalanan. ia tidur, makan, dan bersosialiasasi di jalanan. ia tidak punya tempat tinggal. kolong jembatan, pasar, terminal dan bangunan kosong merupakan contoh tempat tinggal mereka. tujuan mereka turun ke jalan adalah untuk mempertahankan hidup.
bagi yang tinggal di rumah, motivasi anak-anak turun ke jalan itu banyak macamnya. ada yang mencari uang untuk nambah uang jajan, ada yang mencari uang untuk bantu orang tuanya, ada juga yang justru cuma untuk bersenang-senang saja.
bagi yang motivasinya untuk nambah uang jajan, biasanya anak-anak ini berkeliaran di jalan sesudah jam pelajaran formal. artinya mereka sekolah seperti layaknya anak-anak pada umumnya. setelah jam pelajaran selesai, mereka lalu mencari uang ke jalan. uang yang diperoleh biasanya digunakan untuk membeli makanan, minuman, atau buat main rental game.
bagi yang motivasinya untuk mebantu orang tuannya, biasanya orang tua anak ini memiliki banyak anak sedangkan penghasilan orang tuanya tidak sebeberapa. untuk menyokong hidup adik-adiknya, ia terpaksa turun ke jalanan membantu orang tuannya.
bagi yang motivasinya untuk bersenang-senang, anak jalanan ini pada dasarnya adalah anak-anak yang terbawa arus sama teman-teman sepermainannya. mereka turun ke jalan hanya untuk bersenang-senang. kurangnya tempat bermain di kota-kota besar memaksa mereka untuk main ke jalan. hasil materi dari jalanan bukanlah hal yang utama bagi mereka. asal bisa tertawa dan senang bersama sudahlah cukup bagi mereka.
Thursday, August 14, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment