beberapa waktu yang lalu aku sempet ngobrol-ngobrol dengan salah satu pensurvei kredit yang sedang menjalankan tugasnya... awalnya aku iseng-iseng aja nanya...
"mas kira-kira di indonesia kredit jenis apa sih yang paling susah cairnya..."
"hmm..." terlihat si tukang kredit itu berpikir sejenak...
"kredit yang berhubungan dengan agribisnis" jawab sang kreditor bangga...
"kok begitu mas?" aku tanya dengan wajah ingin tahu...
"dunia agribisnis adalah dunia yang paling banyak resikonya, faktor penghambatnya banyak sekali. hama, biaya dan waktu yang tidak sebentar menjadiakan bisnis ini sangat tidak diminati oleh pihak kreditor... hal inilah yang menjadikan kredit-kredit dalam bidang agribisnis sangat susah dicairkan" jelas sang kreditor penuh kemenangan...
dari pembicaraan itu, dengan seenak jidat aku mengambil kesimpulan begini:
negara agraris adalah negara yang sepenuhnya bergantung pada alam. kelangsungan hidupnya sangat bergantung pada kondisi alam yang mendukungnya. komoditasnya ditentukan oleh alam dan bukan oleh manusia. contohnya adalah negara penghasil kopi. tidak semua negara bisa menghasilkan kopi yang baik. hanya negara-negara yang letaknya sesuai dengan kepribadian kopi sajalah yang mampu menghasilkan kopi yang bagus. sebenernya hal ini memberikan keuntungan dan kelebihan utama bagi negara penghasil kopi tersebut. negara penghasil kopi tersebut tidak perlu berkompetisi dengan negara-negara lainnya yang justru tidak bisa menghasilkan kopi. jelas ini menjadi sebuah pasar monopoli yang sempurna.
namun sayangnya kelebihannya cuma itu saja. dibalik kelebihan itu, terdapat berlipat-lipat kekuarangan dalam bisnis kopi ini. hama menjadi salah satu faktor penghambatnya. setelah itu, iklim juga sangat mempengaruhi hasil dan kualitas kopi tersebut. dan waktu yang tidak sebentar dalam membudidayakan kopi menjadikan produksi kopi tidak bisa dilakukan terus menerus.
beberapa cara telah dilakukan untuk menanggulangi masalah ini. seperti:
1. hama
orang telah menciptakan obat-obatan dan segala jenis bahan kimia untuk menciptakan penangkal terhadap hama. namun ternyata, penggunaan obat-obatan ini justru membuat kualitas tanaman menjadi tidak baik. akhirnya perlu pengontrolan dan pengaturan kadar obat-obatan yang tidak mudah. hal ini membutuhkan tenaga ahli dan biaya yang tidak sedikit. selain itu mesin-mesin pembuat obat-obatan serta pengusir hama itu pun harus dibeli dari negara-negara industri. hal ini menjadi kerugian bagi negara agraris dan keuntungan bagi negara industri.
2. cuaca
sejauh ini tidak ada yang pernah berhasil mengendalikan cuaca. kalaupun bisa itupun cuma dalam sekala kecil. hal inilah yang menjadikan tantangan terberat kedua bagi negara agraris. cuaca yang tidak menentu dan tidak adanya sistem yang mampu memprediksi cuaca menyebabkan dunia agraris bagai lahan perjudian saja. jikapun aja ada alat yang mampu memprediksi cuaca dan iklim, sudah pasti alat itu adalah hasil dari negara-negara industri dan negara-negara agraris harus (mau tidak mau) membelinya dari negara industri.
hal ini menjadi kerugian kedua bagi negara agraris dan keuntungan kedua bagi negara industri.
3. masalah biaya
untuk membudidayakan tanaman, apalagi yang jumlahnya masal, sangat memakan biaya yang cukup besar. ditambah lagi apabila adanya serangan hama dan ketidak bersahabatannya cuaca dan iklim. hal ini menambah bengkak pengeluaran sebuah negara agraris. kemudian biaya peralatan-peralatan pendukung yang mesti di beli dari negara-negara industri juga tidak bisa dibilang murah harganya. hal inilah menjadi kerugian ke tiga bagi negara agraris dan keuntungan ke tiga bagi negara industri.
4. hasil penjualan
klo dibandingkan, barang-barang hasil agraris adalah produk-produk yang paling tidak stabil atau fluktuatif dalam hal harga. kadang naik , kadang pula turun. hasil panen produk agraris juga tidak bisa stabil. kadang banyak kadang juga sedikit. klo banyak, kadang tidak semuanya bagus, kadang malah buruk semua. ditambah lagi biasanya produk-produk agraris itu harga jualnya selalu berada dibawah harga jual produk-produk industri. hal inilah yang menyebabkan kerugian ke empat dan keuntungan ke empat bagi negara industri.
5. daya tahan.
sangat jarang produk agraris bisa bertahan lebih dari setahun tanpa melalui proses sedikitpun. hal inilah yang menyebabkan bisnis agraris tidak bisa bertahan lama. jika ingin bertahan lama, produk-produk agraris tersebut harus di proses terlebih dahulu, dan alat pemprosesannya itu mesti dibeli dari negara-negara industri. berbeda dengan produk-produk industri yang mampu bertahan hingga bertahun-tahun lamanya dengan harga yang relatif stabil, produk agraris akan berkurang kualitas dan harganya seiring dengan bertambahnya waktu. hal inilah yang menjadikan kerugian ke lima bagi negara agraris dan keuntungan ke lima bagi negara industri.
melihat penjelasan yang semena-mena diatas, jelas bahwa bagi negara agraris, tidak akan pernah bisa menandingi kekayaan negara-negara industri. maka, wajar jika negara-negara agraris itu nasibnya melarat dan banyak hutang.
Saturday, October 27, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment